Once (bukan vocalis Dewa) upon a time (baca: sekali peristiwa) terdapat seorang Juragan Kaya yang memiliki empat istri.
Mau tau siapa dan bagaimana istri2nya?
Istri
keempat cuakepnya selangit, bibir sensual plus body bahenool sepintas
mirip Angelina Jolie. Ia sering menghadiahkan perhiasan2 mahal dan baju2
bermerek terkenal, dari Dior sampai Dorce Gamalama.. eh, maksudnya
Dolce and Gabanna. Sang Juragan tajir juga sering membawanya mampir di
restoran2 terkenal yang menyajikan makanan-makanan yang mahal dan enak,
seperti hokka-hokka bento (kalo ini sih kesukaan gw.. wkwwk). Pokokke Ia
selalu memberikan hanya yang terbaik kepadanya.
Istri ke 3 juga
cakep manis, mirip Jennifer Anniston, sehingga si Juragan suka pamer ke
relasi-relasi dagangnya (baca: tetangga). Padahal sang Juragan selalu
stress mikirin jangan-jangan suatu hari nanti, istrinya selingkuh dan
meninggalkannya menjadi bini orang lain.
Istrinya yang kedua lain
lagi: udah cakep, pinter lagi orangnya, mirip Jandanya Adjie Massaid itu
loh.... Istri ini sering di ajak mikirin masalah-masalah pekerjaan dan
diskusi politik, pokoknya jadi tempatnya mengadu segala persoalan dan
memang istrinya ini selalu baik, bertimbang rasa dan sabar. Setiap kali
Sang Juragan agak mumet karena ada masalah, ia selalu akan berbincang
dengan istri kedua ini dan istrinya akan memijat-mijat jidatnya yang
botak dengan minyak pengkilap sampai pikiran sang juragan kinclong lagi
(sekalian jidat-nya juga kinclong) .
Istri pertama Sang Juragan
Tajir merupakan tipikal ibu rumah tangga sederhana yang setia. Wajahnya
mirip wajah nyonya Meneer. Walau gak cantik2 amat, namun ia telah
banyak membantunya dalam pengurusan penyimpanan harta dan surat-surat
penting. Sang Juragan gak gitu perhatian sama bini pertamanya. Karena
walaupun setia dan cinta, tapi dia tidaklah begitu montok seperti istri2
yg lain, sehingga sang Juragan nyaris tidak pernah memberinya
perhatian plus nafkah bathin (sssh) ;) Istri pertama selalu di tinggal
di rumah. Jangankan di bawa ke Hokka2 Bentho, di ajak ke warteg juga si
istri pertama gak pernah.
Suatu hari, sang Juragan jatuh
sakit dan dokter memberitahu bahwa ia tidak banyak waktu yang tersisa.
Dalam keputus asaan, Ia memikirkan hidupnya yang mewah dan mengeluh
dalam hati, "Aku sekarang mempunyai empat istri, tetapi kog saat-saat
begini, rasanya aku begitu kesepian?".
Lalu ia menyuruh istri ke
empatnya untuk datang, ia bertanya ke istrinya yang keempat,
"Yayank..Aku paling cinta sama kamu. Aku membelikan pakaian yang
termahal dan melimpahi kamu dengan begitu banyak perhatian. Sekarang
sudah tiba waktunya aku meninggalkan dunia ini, maukah kamu mengikuti
aku untuk menemani aku?"
"IIhh.. abang, Tidak mungkin!", jawab
istrinya yang keempat,"Ini kan bukan jamannya Sitti Nurbaya lagi.."
entah apa hubungannya dia berkata begitu, tapi yang jelas dan tanpa
banyak kata lagi, istrinya langsung pergi meninggalkannya. Jawabannya
itu begitu mengiris hati sang Juragan.
Juragan kaya yang sedang
kecewa itu kemudian memanggil istri ke 3 dan bertanya, "Dinda ayu,
Seumur hidupku, aku cinta banget pada-mu. Sekarang aku akan segera mati,
maukah kamu mengikuti aku untuk menemani-ku?"
"Apa? Tidak!",
jawab istrinya yang ketiga. "Hidup ini masih panjang bang! Kalo abang
mati, aku pasti akan nikah lagi sama si Tarjo supir ktia!" .. Mendengar
itu, sang Juragan makin lunglai aja.
Lalu, sang Juragan memanggil
istri ke 2 dan bertanya: "Mam, Kamulah tempat aku mengadu dan kamu
selalu siap membantu-ku. Saat aku mati, maukah kamu mengikuti aku dan
menemani-ku?"
"Sorry darling, Aku minta maaf, kali ini aku tidak
dapat membantu-mu", jawab istrinya yang kedua. "Paling, aku akan
berjalan bersama-mu ke tempat penguburan, jangan khaweatir, nanti aku
siapkan konferensi pers ya?." Jawaban istrinya yang kedua seperti petir
yang menyambar hatinya dan hati sang Juragan Tajir menjadi semakin sedih
dan hancur.
Tiba-tiba, ada suara lembut dan lirih berkata
padanya, "Papahh, Aku pasti akan pergi bersama-mu. Aku mau mengikuti-mu
tidak kira ke mana pun kamu pergi." Sang Juragan mengangkat kepalanya
dan melihat istrinya yang pertama sedang memandangnya dengan penuh
perhatian yang tulus. Ia melihat keadaan istrinya itu yang sangat kurus
dan sangat tidak terawat karena menderita kekurangan gizi. Dengan hati
yang sangat sedih dan terharu, sang Juragan berkata, "Neng, Maapin abang
yaah...Seharusnya aku lebih memperhatikan kamu ketika aku masih
sempat!"
Sebenarnya, kita semua memiliki empat istri di dalam hidup kita.
Istri
keempat kita adalah tubuh kita. Tidak kira sebanyak mana waktu dan
usaha kita investasikan untuk menjaga penampilan kita, tubuh ini akan
meninggalkan kita saat kita mati.
Istri kita yang ketiga adalah harta milik, status dan kekayaan. Saat kita mati, harta kita akan menjadi milik orang lain.
Istri
kedua kita adalah keluarga dan sahabat-sahabat kita. Walaupun mereka
selalu membantu kita selama kita hidup tetapi mereka hanya dapat
menemani kita sampai ke tempat penguburan dan tidak lebih dari itu.
Istri
pertama kita adalah Jiwa kita. Jiwa kita yang sering kita abaikan dalam
pengejaran kita akan kekayaan, kekuasaan dan kenikmatan dunia. Tetapi,
Jiwa kita merupakan satu-satunya hal yang akan mengikuti kita ke mana
pun kita pergi.
Pupuklah, kuatkanlah dan
hargailah jiwa kita saat ini juga, karena jiwa kitalah satu-satunya
bagian kita yang akan mengikuti kita ke takhta KRISTUS dan terus
menyertai kita di sepanjang kekekalan!
Minggu, 13 Mei 2012
Kuasa Pengampunan
"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. - Matius 18:21-22
Pada tanggal 1 Nopember 2005, Jeffrey Shcrock membawa kelima anaknya untuk menjemput istrinya yang sedang berbelanja. Mengemudi bersama kelima anaknya yang semuanya berada di bawah usia 13 tahun, Jeffrey sangat berhati-hati tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa saat mobil yang dikemudi oleh Clifford Helm masuk ke jalurnya dan menabrak truknya. Kelima anak kesayangannya, Carmen, 12; Jana, 10; Carinna, 9; Jerryl, 5; dan Craig, 2 meninggal di dalam kecelakaan yang tragis itu. Jeffrey sendiri menderita luka parah.
Sulit membayangkan bagaimana seseorang dapat melanjutkan kehidupan setelah mengalami tragedi yang demikian. Sekarang, lebih dari dua tahun setelah kecelakaan itu, Jeffrey menemukan bahwa ia mempunyai seorang sahabat yang tidak dimilikinya sebelum itu, yaitu Clifford, sang pengemudi yang menabrak mati anak-anaknya.
Saat diwawancara Jeffrey mengakui bahwa memang rumit menjalin persahabatan di bawah kondisi sedemikian. Tetapi bagi Jeffrey, tantangannya adalah untuk mengampuni Clifford tanpa mengharapkan apa-apa sebagai balasan dan membangun suatu persahabatan tanpa memperhitungkan semua unsur-unsur yang melawannya.
"Karena itulah yang diajarkan oleh Alkitab," kata Jeffrey.
Jeffrey mengakui bahwa hal itu memang tidak mudah tetapi ia bertekad untuk berusaha ke arah itu. Setelah kecelakaan itu, Jeffrey mengambil inisiatif mengunjungi Clifford. Menurut Jeffrey justru karena ia mendekati 'musuhnya' hal itu menjadikan ia lebih mudah untuk mengampuni dan mencegahnya untuk mempunyai pikiran buruk tentang Clifford.
"Kami saling mengunjungi dan meluangkan waktu untuk makan bersama. Kami melakukan itu sebagai suatu usaha penyembuhan. Walaupun jika bukan karena kecelakaan ini kami tidak akan pernah bergaul karena later belakang kami sangat berbeda tetapi lewat pergaulan ini, saya mulai menyukainya dan keluarganya."
"Kami berdua terluka secara mental dan fisik akibat kecelakaan ini, jadi terdapat semacam ikatan di antara kami." Jeffrey tahu bahwa temannya juga harus banyak melewati pergumulan, "Kemarin ia memberitahu saya bahwa selama dua tahun ini ia tidak pernah tidur dengan baik, dan saya dapat memahami itu. Jika saya berada di posisinya, saya juga akan mengalami hal yang sama. Ia sangat tersiksa secara mental."
Clifford menolak untuk diwawancara tetapi melalui pengacaranya ia berkata, "Saya sangat bersyukur untuk kehadiran Jeff and istrinya, Carolyn di dalam hidup saya. Mereka adalah orang-orang yang sangat hebat. Saya berharap untuk dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama mereka."
Menurut Dan Hertzler, teman Jeffrey dan istrinya, "Dari awal mereka menekankan pentingnya pengampunan dan menunjukkan keprihatinan kepada orang yang telah menyebabkan mereka kehilangan anak-anak mereka. Itulah belas kasihan."
Sikap Jeff and istrinya yang konsisten mau mengampuni memberi mereka kekuatan untuk melewati waktu-waktu sangat sulit itu. Di acara penguburan anak-anak mereka rata-rata orang sangat kesal dengan Clifford yang karena kecerobohannya telah menyebabkan lima anak kecil yang tidak berdosa kehilangan nyawa mereka. Tetapi Jeffrey dan Carolyn meminta pemimpin kebaktian untuk menekankan perlunya pengampunan diberikan karena bagi mereka pengampunan adalah dasar pengalaman orang percaya.
Sejak kehilangan anak-anaknya Jeffrey dan istrinya menghabiskan waktu mereka membantu pelayanan di sebuah tempat misi kelompok Mennonite.
"Kami harus meneruskan hidup, ada hari-hari yang mudah dan ada hari-hari yang sulit. Saat Anda bangun, Anda tidak pernah tahu apakah hari itu akan menjadi mudah atau sulit."
Tetapi menurut Jeffrey, waktu-waktu yang dihabiskan di ladang misi telah membantu mereka untuk meneruskan hidup. Anak perempunnya, Jolynn, lahir enam minggu setelah kecelakaan itu dan anak lelakinya Carl, lahir di awal tahun 2008.
Akan sangat sulit untuk menemukan orang yang akan melakukan apa yang Jeff dan Carolyn lakukan dan tidak banyak orang yang seperti mereka yang akan dapat meneruskan kehidupan mereka tanpa memendam kepahitan atas tragedi yang menimpa mereka. Tetapi justru dengan mengampuni mereka telah melepaskan diri dari ikatan kepahitan dan dendam.
Itulah kekuatan kuasa pengampunan.
(Originally written by Cahaya Pengharapan Ministries based on news reports from The New York Times and The Washington Post)
Langganan:
Postingan (Atom)